Sastra

Cerpen : Ibu dan anak yang durhaka

 Alkisah Tersebutlah sebuah keluarga yang tinggal di tepi pantai, namun, keluarga itu sangat miskin. Rumah nya beralaskan tanah dindingnya penuh dengan tempelan, mereka memiliki dua anak perempuan yang memiliki sifat yang jauh berbeda.Anak pertama bernama jelita hatinya sangat baik dan selalu menolong kedua orang tuanya. Namun yang kedua bernama Puspita dia memiliki sifat yang berbeda dengan kakaknya, dia sangat sombong dan tidak mau menolong kedua orang tua nya.
      Pada suatu hari puspita memasuki kamar milik kakaknya meskipun kamarnya kecil namun rapi karena jelita anak nya sangat rajin. Lalu Puspita berkata kepada kakaknya : " wahai kakak ku kenapa kamu selalu di kasih uang oleh Omak sama bapak?".kata Puspita.
Maaf Puspita bicara lah lebih sopan jangan membentak,aku kan kakakmu.!" Kata Puspita
Apa maksudmu? Bentak Puspita geram sambil menunjuk kakaknya.
Ya kita harus belajar bicara dengan sopan,!" Nasehat jelita.
Lalu Puspita justru malah membentak dengan mengambil tabungan milik kakaknya si jelita. 
Dan jelita pun menangis meminta agar Puspita jangan mengambil tabungan miliknya, namun Puspita tidak memperdulikan lalu Puspita pun pergi dengan membawa tabungan milik jelita, padahal tabungan itu hendak di gunakan untuk melanjutkan sekolah. Mendengar suara keributan di dalam rumah lalu kedua orang tua nya yang tadi lagi menjemur Ikan kemudian mereka menanyakan apa yang terjadi. 
"Wahai anakku apa yang terjadi? Tanya ibu Jelita
" Puspita Omak dia mengambil tabungan milik jelita.!" Jawab jelita
" Puspita itukan milik kakakmu jangan kamu ambil itu tidak boleh!" Pinta sang ibu
" Ah..ibu ini asyik Jelita saja saya kan adiknya Bu?" Bentak Puspita
" Memang kamu adiknya justru kamu harus menghormati kakakmu itukan tabungan kakakmu,!" Kata sang Ayah lagi menasehati.
" Apa ..ini bapak sama Omak tidak perduli dengan saya biar saja aku ambil tabungan ini aku pergi,!" Jawab Puspita.
"Astaghfirullah Puspita kamu tidak boleh ngomong begitu.!"kata jelita.
Aku tidak perduli,!" Jawab Puspita.
Lalu Puspita pun pergi tanpa memperdulikan kata kedua orang tua dan kakaknya. Ibunya menangis sedih melihat sifat anaknya tersebut. Namun jelita salu menenangkan ibunya bahwa adiknya pasti akan kembali.
       Hingga malam hari ternyata Puspita tidak pulang dia berada di kota,  dia berniat ke tempat temannya yang kaya dengan rumah mewahnya. Sebelum nya dia berangan angan bisa memasuki tempat mewah, dengan uang seadanya dari hasil tabungan milik kakaknya yang dia ambil, dia mencoba masuk ke rumah makan namun apa yang terjadi selesai makan justru dia di usir karena uangnya tidak cukup. 
       Entah kenapa dia merasakan kesedihan dan kesepian saat itu, biasanya kakaknya dan ibunya selalu menemani saat malam hari ketika dia bercerita saat di usili teman-teman nya, karena dia orang miskin. Kakaknya selalu menghibur menasehatinya agar dia harus selalu bersyukur tapi kenapa aku jahat padanya, dia sendiri ditengah kota tidak ada yang perduli dengan nya, dia membeli makanan dengan uang hasil memulung.dia kini menyadari bahwa hidup bersama berkeluarga itu lebih bahagia.
    Tiga bulan kemudian dia berusaha kembali ke kampung di rumah nya yang di tepi pantai, sesampainya di kampung ia mendapati kakaknya jelita yang sedang membuat kreasi dari cangkang kerang, melihat adiknya pulang begitu bahagia hatinya, laku mereka pun berpelukan menangis bahagia, Puspita minta maaf atas kesilapan yang diperbuat, jelita pun memanggil Omak dan bapak nya mereka sangat bahagia anak yang selama tiga bulan dicari karena meninggalkan kini kembali.  Puspita pun menceritakan kesedihan dan  dukanya saat di kota, ternyata kebersamaan dengan keluarga itu sangat penting dan berarti. Bukan hanya kemewahan yang harus di kejar tapi kebahagiaan sebenarnya.
        Beberapa tahun kemudian jelita dan Puspita pun berhasil menciptakan karya kerajinan tangannya karena berkat kerjasama dan kegigihan nya merepun sukses, bahagia dengan keluarga nya. Tiada lagi sifat iri dan dengki diantara mereka .
         Begitulah kita hidup berkeluarga harus saling menyayangi dan berbagi tidak boleh saling iri dengki. Jika kita sekeluarga saling menyayangi insyallah rizkipun akan di mudahkan oleh Allah SWT.

 Cerpen ini adalah karya Hafizotul Akmal siswa SD Negeri 19 Rupat kelurahan Tanjung Kapal )


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar