Inisiator IYD, Dessy Nainggolan ; Ajak Pemuda Bangun Daerah Sumut

Sumber foto : Tribun Medan

 

Indonesian Youth Dream Sumut Ajak Pemuda Bangun Daerah

 


MEDAN, seputarriau.co - "Ya, kalau bukan pemuda siapa lagi," Hal tersebut diungkapkan oleh Inisiator Indonesian Youth Dream (IYD) Sumatera Utara Dessy Tri Astanti Nainggolan kepada awak media, Rabu lalu (9/1/2019). 

Ungkapan tersebut sebagai ajakan dari IYD jika sudah saatnya pemuda bermimpi dan beraksi mengembangkan daerahnya.

Indonesian Youth Dream sendiri adalah lembaga non profit yang berpusat di Jogjakarta. Didirikan pada 2013, IYD yang terbentuk di Sumatera Utara pada 2016, kini telah berada di 13 provinsi di Indonesia.

"IYD ini sebagai wadah pemuda yang mau bergerak dari kampus manapun yang berdomisili di Medan. Ayo ama-sama kita membangun. Sumatera Utara harus berkembang karena generasinya. Kita harus memajukan Sumatera Utara kita ini," tuturnya.

Kegiatan membangun daerah, dijelaskan Dessy berawal dari pendidikan. Hal tersebut menjadi fokus program kerja IYD. Kegiatan utama mereka adalah mengadakan terjun langsung mengabdi ke masyarakat.

"Kemarin kami ke Desa Lontung, Samosir. Alhamdulillah kami mendapatkan sambutan dan pengakuan dari masyarakat. Hal tersebut juga atas antusias volunteer tidak pejam mata," terangnya.

Di sana, mereka mengajar mulai dari anak PAUD hingga SMA. Mereka ajarkan anak PAUD dan TK cara cuci tangan dan menyikat gigi dengan baik. 

Untuk anak SMP, mereka mengajarkan bahayanya berkendara ugal-ugalan. Sementara kepada siswa SMA, mereka sosialisasikan bahaya narkoba dan pernikahan dini.

"Kita buat cara belajarnya dengan ilustrasi agar lebih menarik. Kita juga mengadakan periksa gigi, asam urat, kolestrol, tensi dan gula darah secara gratis. Kami buka kelas inspirasi bagaimana pentingnya berbakti dengan orangtua," jelas mahasiwi Fakultas Pertanian ini.

Selain itu, mereka juga menyoroti soal pariwisata di sana dengan mengangkat Gua Pagar Batu yang belum diperhatikan oleh pemerintah.

Selain pengabdian kepada masyarakat, IYD juga rutin mengadakan kunjungan ke Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni). Mereka juga mengadakan program senyum difabel serta agenda peduli sampah.

"Kita ini tidak terikat dengan pemerintah. Namun, bisa bekerja sama tapi tidak boleh memonitori pemikiran kami sendiri. Saat ini masyarakat antusias dan peduli. Mereka selalu memberikan semangat dan menyumbangkan pakaian. Masyarakat Kota Medan sangat peduli dengan kegiatan sosial. Tergantung pemudanya mau menarik apa enggak," tutur Dessy.

Saat ini, IYD tengah melakukan persiapan pengabdian masyarakat di Kampung 76, Bener Meriah, Takengon. Diceritakan Dessy, pengabdian kali masih sama seperti sebelumnya dengan fokus utama pendidikan dan kelas inspirasi.

"Dari segi kesehatan, kami akan beri vitamin dan ada konsultasi gizi. Di sana, kami akan lebih menyoroti lingkungan dan pariwisata. Kami ingin menaikkan Danau Lau Kawar agar orang lain tahu seberapa besar potensi Indonesia," jelasnya.

Pengabdian kali ini, lanjutnya, juga mendapatkan antusias luar biasa. Baik dari volunteer maupun masyarakat. Apalagi IYD membuka program fully funded bagi relawan. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada 22 hingga 27 Januari 2019 ini sudah dilirik oleh 100 orang.

"Kita masih perpanjang pendaftaram hingga tanggal 10 Januari karena banyak yang meminta. Kami juga masih membuka donasi buku, handwash, sikat gigi. Tetapi, nanti relawan yang lolos 17 sampai 20 orang karena lapasitas desa yang tidak memadai," terangnya.

Bagi Dessy sendiri pekerjaan besar mereka adalah menggerakkan pemuda agar tergerak hatinya untuk melakukan satu perbaikan. Namun, baginya, kini, pemuda khususnya di Kota Medan sudah berubah. Itu dilihatnya dari anggota IYD yang tidak pernah lelah. Dengan jargon IYD berani bermimpi besar, ia yakin, lewat mimpi, para pemuda bisa membangun untuk merubah daerah ke arah yang lebih baik.

"IYD ini untuk sosial, untuk bermanfaat. Ya, saya di sini mungkin ini jalannya. Biarpun enggak besar manfaatnya, tetapi untuk saya sangat berarti. Saya punya tangung jawab sebagai pendiri. Manusia kalau ngomong saja tetapi enggak direalisasikan, bisa enggak dipercaya. Saya mendapatkan saudara dan benar-benar keluarga di sini sampai orangtua kami saling peduli," jelasnya.

Kedepannya, Dessy di IYD ingin membuka rumah yayasan. Agar jangan ada orang susah di sekelilingnya.
Tetap Rendah Hati

Tribun juga berkesempatan bertemu dengan Koordinator Desain Grafis Indonesian Youth Dream (IYD) Jaka Tirta Samudra. Mahasiswa Triguna Dharma ini bergabung IYD karena menyukai dunia public speaking. Belum lama bergabung, ia menilai ada keuntungan pribadi untuk aktualisasi diri dan membuat bahagia orang lain.

"Di sini itu kekeluargaan nomor satu. Ada masalah diomongin, sesuatu yang enggak enak diungkapin saja. Saya di sini juga belajar penyelesaian masalah," tambahnya.

Kedepannya, Jaka ingin IYD bisa mengadakan agenda edukasi media sosial untuk bisnis. Mengajarkan bagaimana pemahaman bermedia sosial sambil berbisnis

"Saya harap IYD lebih banyak kegiatannya agar lebih dikenal. Tetaplah berbuat baik dengan siapapun. Selalu rendah hati. Efek berbuat baik akan balik lagi ke diri kita. Lebih baik kita diinjak-injak, daripada kita tinggi, tetapi masih ada yang di bawah," tutupnya.

Sumber : Tribun Medan

 


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar