Asita Riau Usulkan Daerah Bangun Museum Wisata

Foto : Ketua Asita Riau, Dede Firmansyah Saat berkuda di Rumbai Pekanbaru beberap Bulan Yang Lalu

PEKANBARU, seputarriau.co  - Kegiatan Pariwisata yang  bertaraf nasional dan internasional sudah banyak diadakan di Provinsi Riau. Diantaranya, Pacu Jalur Kuansing, Bakar Tongkang Rohil, Ombak Bono Pelalawan, Tour de Siak dan Festival Perang Air di Meranti dan Banyak Lagi dikabupaten Lainnya.

Sayangnya Momen Peristiwa Event Wisata Akbar itu hanya berlangsung pada jadwal yang telah ditentukan dalam Kalender Pariwisata Riau dan hanya dilaksanakan sekali setahun saja, kemeriahan dan ramainya pengunjung tak berlangsung lama. Ramainya pada saat acara saja setelah Event Kegiatan Para Wisataan Lokal dan Mancanegara pun hilang.


Momentum Kehadiran Wisatawan hanya hadir disaat Event Wisata  Berlangsung, Menanggapi Turunnya Jumlah Pengunjung Wisatawan yang datang Ke Riau diluar Jadwal kalender Wisata Riau Ketua Association Indonesi Tours and Travel Agencies (Asita) Provinsi Riau, Dede Firmansyah memberikan Masukan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk membangun museum Wisata dimasing-masing daerah, Misalkan di Kabupaten Kuantan Singingi adalah even Wisata Pacu Jalur, Di Kabupaten Rokan Hilir ada Event wisata Bakar Tongkang, maka dimasing-masing Kabupaten ini didirikan Museum Wisata, sehingga wisatawan tidak hanya berkunjung sekali saja, namun bisa kapan pun tanpa harus menunggu Jadwal Event Wisata di Riau.


Dilanjutkan Dede,  Pacu Jalur dan Bakar Tongkang sudah berumur ratusan tahun sehingga sudah patut memiliki museum tersendiri dan memberi Kesan Kesejarahan Tentang Pacu Jalur Atau Bakar Tongkang  Peninggalan tempo dahulu dalam bentuk Benda Bersejarah.

"Umur Pacu Jalur sudah ratusan tahun, Sudah selayaknya  Bupati Kuansing dan Bupati Rokan Hilir dan Bupati Lainya Memikirkan Penambahan Wisatawan yang datang ke Kabupatennya, sehingga menjadi Pendapatan Daerah, Maka Pemkab  menganggarkan dana di APBD buat museum. Jadi wisatawan bisa datang kapan saja dan tidak hanya pada pergelaran even saja," ujar Dede kepada seputarriau.co Via Telpon Seluler, Khamis (13/9).


Dede menyebutkan, pada saat akhir pekan, wisatawan yang berkunjung ke Riau terutama Pekanbaru cukup banyak tetapi  mereka cuma berkunjung ke Mal. Tempat lainnya, mungkin wisatawan hanya berjalan ke Istana Siak dan baru-baru ini ke tempat wisata di Kampar, melihat wisata selfi "Ulo Kasok"

Sehubungan dengan hal tersebut, Dede mengharapkan Riau harusnya punya banyak titik untuk perjalanan wisata sehingga bergeraknya tidak hanya di Pekanbaru. Dengan adanya museum, seperti di Kabupaten Kuantan Singingi dan Rokan Hilir bakal akan ada  perjalanan wisata di Kabupaten Masing-masing.


Dengan adanya museum bisa bersinergi dengan Dinas Pendidikan dan Pariwisata bekerja sama mengajak pelajar mengunjungi museum tersebut. Terlebih lagi anak-anak sekarang pengetahuannya soal sejarah agak kurang berminat dibanding dulu.

 


"Dengan adanya museum tentu ada pembelajaran juga buat mereka. Supaya tahu juga bahwa Ratu Wilhemina dari Belanda bahkan yang pertama kali ikut menyaksikan Pacu Jalur karena pacuan itu dipersembahkan untuk hari jadinya," Tutup Dede yang juga merupakan Panitia Turnamen Internasional Triathlon Sunnah beberapa Bulan yang lalu.

(MN)

 

 


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar