UIR dan IPB Sepakati Nota Kesepahaman di Bidang Pendidikan

PEKANBARU, seputarriau.co  - Universitas Islam Riau (UIR) dan Institute Pertanian Bogor (IPB) mensepakati Nota Kesepahaman (MoU) di bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat. Kesepakatan kerjasama kedua universitas ditanda tangani Rektor UIR Prof. Dr. H. Syafrinaldi, S.H., M.C.L dengan Rektor IPB Dr. Arif Satria, S.P., M.Si di Kampus UIR Perhentian Marpoyan Pekanbaru, Jum'at sore (3/8).

Turut hadir dalam penanda-tanganan MoU Wakil Rektor I Dr. H. Syafhendry, M.Si, Kepala Lembaga Penjamin Mutu, Dr. Ir. Agusnimar, Kepala Biro Keuangan Azwirman, SE, M.Acc,  Kepala Biro Administrasi Akademis dan Kemahasiswaan Akmar Efendi, SIKom, MKom, Sekretaris Badan Hukum dan Etik Wira Atma, S.H., M.H, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Dr. Zetrius Litha, Kepala Lembaga Penjamin Mutu, Dr. Ir. Agusnimar, Dekan FKIP Drs. Alzaber,  Kepala Kantor Urusan International dan Kerjasama Dr. Husnul Kausarian dan KTU Eka M Putera, Ketua Bidang Pendidikan YLPI Riau Dr. Dewi Fortuna, Kabag Humas dan Protokoler Dr. H. Syafriadi, S.H., M.H.

Rektor UIR Syafrinaldi berharap, kerjasama Universitas Islam Riau dengan IPB dapat ditindak lanjuti oleh tim teknis kedua universitas. Ia menegaskan, kerjasama serupa telah banyak dilakukan UIR dengan berbagai universitas baik di dalam maupun di luar negeri. 

''Saya berterima kasih kepada Pak Rektor IPB berkenan hadir dan bekerjasama dengan Universitas Islam Riau. Kita akui kedudukan IPB dengan UIR di Tanah Air sangat jauh berbeda. IPB merupakan perguruan tinggi negeri, dan sudah punya nama besar. Karena itu ada perasaan bangga dan bahagia terbuhulnya kerjasama ini. Pak Rektor juga dengan rendah hati meluangkan waktu datang ke UIR,'' ungkap Syafrinaldi.

Bak gayung bersambut. Rektor IPB menyatakan, pihaknya tak pernah memandang besar kecilnya sebuah universitas. Justru yang kecil lebih berpeluang berkembang dibandingkan yang besar karena yang kecil lebih lincah. Kadang kita iri melihat yang kecil, sebab dalam hitungan waktu mampu melejit. 

IPB, tambah Rektor,  kini berusia 55 tahun, lebih muda dari UIR.  Arif Satria menawarkan kepada mahasiswa dan dosen-dosen UIR untuk melanjutkan program pascasarjana baik S2 maupun S3. Mudah-mudahan, harapannya, kerjasama ini tidak hanya di atas kertas. ''Mari kita bersanding memacu diri menjadi lebih baik. Yang besar dan yang kecil sama-sama berpeluang dan memiliki kesempatan untuk maju,'' tegas Arif Satria.

Dalam pandangan Rektor Arif, dilihat dari akselerasinya, ada kemiripan antara perguruan tinggi dengan perusahaan. Tak sedikit perusahaan-perusahaan yang sekarang tumbuh besar dan punya nama, sepuluh tahun lalu belum ada apa-apanya. Sebaliknya, perusahaan yang 10 tahun lalu berjaya kini tinggal nama. Gulung tikar. Ia mencontohkan nokia, perusahaan handphone ini dulu sangat terkenal. Tapi dalam perjalanan waktu dia lupa berinovasi. Lalu muncul perusahaan lain, semacam samsung, yang terus berinovasi dalam produk. Akibatnya nokia ditinggal konsumen karena samsung lebih inovatif dan kreatif. Kondisi serupa juga terjadi di perusahaan otomotif, dulu terkenal. Sekarang merosot tajam.

Demikian halnya dengan perguruan tinggi. Siapa yang kreatif dan inovatif akan berkembang dan terus maju. Sebaliknya yang menoton, siap-siap ditinggal oleh waktu. Karena itu, tambah Rektor Arif, kita harus jeli melihat pergeseran dan perubahan. Kejelian ini yang kemudian mendorong kita untuk berimajinasi dan berkreatifitas. 

''Mari kita dorong kerjasama UIR-IPB untuk berimajinasi dan berkreativitas,'' tandas Arif Satria.

Dalam kunjungannya ke Universitas Islam Riau, Rektor IPB Arif Satria didampingi sejumlah staf. Antara lain Aceng Hidayat, Beginer Subhan dan Prima Gandhi.

(rls/MN)


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar