Rektor UMRI: Kecerdasan Buatan Telah Mempengaruhi Banyak Bidang

Foto : Rektor Universitas Muhammadiya Riau, Dr H Mubarak MSi
PEKANBARU, seputarriau.co - Sistem Teknologi Informasi saat ini menjadi tulang punggung dari Revolusi Industri 4.0 (empat nol) abad 21. Perkembangan Sistem Teknologi Informasi saat ini yang mengarah pada pemanfaatan kecerdasan buatan, telah telah mempengaruhi banyak bidang, melalui digitalisasi teknologi, ekonomi dan sosial budaya. 
 
"Kecerdasan Buatan itu sendiri adalah suatu sistem berbasis komputer yang dapat
menduplikasi kemampuan paling penting manusia, yaitu berkir dan mencari sebab," kata Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) Dr H Mubarak MSi, Rabu (17/5/2017).
 
Dijelaskan, penggunaan kecerdasan buatan yang kemudian disandingkan dengan teknologi robotik yang berkembang cepat saat ini, akan berpengaruh terhadap pengurangan sejumlah tenaga kerja dan mengancam sejumlah profesi. Hal ini disebabkan sebagian pekerjaan manusia sudah dapat digantikan oleh mesin khususnya untuk pekerjaan yang bersifat otomatisasi.   
 
"Fenomena kecerdasan buatan merupakan suatu lompatan teknologi. Hal ini wajib kita respons dan kelola dengan tepat, baik, arif, dan bijaksana. Invasi produk ini juga menuntut adaptasi di semua tingkatan: masyarakat, bisnis, pemerintah dan termasuk juga perguruan tinggi. Efek kecerdasan buatan akan semakin terasa pada kehidupan sehari-hari, di masyarakat, lingkungan, iklim usaha, sistem dan struktur perekonomian," pungkasnya. 
 
Oleh karena itu, UMRI harus segera bergerak dan berbuat sehingga dapat menciptakan lulusan yang dapat berperan dalam mengatasi ancaman perubahan lingkungan dan tantangan global dari lompatan teknologi tersebut. 
 
Untuk itu, UMRI juga harus dapat memastikan terjadinya lompatan peningkatan kompetensi lulusan agar dapat menguasai dan memanfaatkan teknologi, informasi, kesehatan dan sains, ekonomi, dan bidang ilmu lainnya. Untuk dapat beradaptasi terhadap Lompatan Teknologi tersebut, ada beberapa langkah awal telah direncanakan dan dilaksanakan UMRI.
 
"UMRI harus merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) dalam setiap bidang ilmu, tidak hanya bidang ilmu sains dan teknologi, namun juga ilmu-ilmu ekonomi dan humaniora. STEM ini harus dapat dipadukan dengan berbagai  metoda pembelajaran yang  berpusat kepada mahasiswa, atau Student Center Learning (SCL). Rancangan pembelajaran dengan pendekatan STEM  dan SCL diharapkan dapat menciptakan sebuah sistem pembelajaran secara kohesif dan pembelajaran aktif bagi mahasiswa," jelasnya.
 
Pendekatan ini penting menurut Mubarak untuk segera diwujudkan, karena
dibutuhkan secara bersamaan untuk menyelesaikan masalah penerapan teknologi dan informasi disegala bidang ilmu.  Dalam pendekatan STEM setidaknya ada 5 keterampilan hardskill utama yang dibutuhkan dalam lima tahun ke depan dalam menghadapi perkembangan kecerdasan buatan, yaitu kemampuan dibidang digital dan teknologi, berpikir kreatif dan eksperimentasi, analisis interpretasi data, pengembangan strategi serta perencanaan dan administrasi. 
 
Selain itu pembelajaran juga harus dirancang mampu menguasai keahlian sofskill, diantaranya yang terpenting  adalah, kolaborasi, kreatif, berkir kritis, pemahaman budaya dan etika, "dan kemandirian serta keimanan dan ketaqwaan
kepada ALLAH SWT," sebutnya.
 
Kesemuanya wajib dikuasai oleh lulusan UMRI supaya mereka bisa memecahkan masalah dalam dunia kerja, masyarakat, dan dalam semua aspek kehidupan. Dengan
demikian lulusan UMRI dapat beradaptasi menghadapi lompatan teknologi sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. 
 
Untuk mewujudkan hal tersebut, saat ini seluruh program studi di Lingkungan UMRI sedang menyusun ulang kurikulum pendidikan tinggi (KPT) dengan cara  merumuskan capaian pembelajaran dan bahan kajian yang tepat sesuai dengan lulusan yang  diinginkan.  
 
Penyusunan Kurikulum baru ini berpedoman pada Permenristek Dikti No. 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) dan Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
 
"Penyusunan kurikulum ini telah masuk tahap akhir dan diharapkan segera dapat diselesaikan dan digunakan pada tahun ajaran 2017/2018 yang akan datang. Dengan demikian pada tahun-tahun berikutnya UMRI diharapkan dapat menghasilkan lulusan
yang mampu menghadapi lompatan teknologi dalam Revolusi Industri 4.0 (empat nol) abad 21 ini, sebagaimana diuraikan sebelumnya," ungkap Mubarak.
(MN/MCR)


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar