Menteri LHK Bilang Populasi Orangutan Sempat Terancam Kebakaran Gambut

PEKANBARU, seputarriau.co - Menteri LHK Siti Nurbaya mengajak Direktur Eksekutif UN Environment, Erik Solheim berkunjung ke Taman Nasional Sebangau di Kalimantan Tengah, Sabtu (13/05/2017).
Kunjungan ini untuk memberikan gambaran menyeluruh kepada masyarakat internasional tentang pengelolaan taman nasional dan gambut di Indonesia
 
Luas kawasan TN Sebangau 4.896 Km2 dengan populasi satwa orangutan tahun 2007 sebanyak 5.400 individu. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan populasi sebanyak 426 individu (7,8%). Artinya rata-rata penambahan salah satu satwa endemik Indonesia yang dilindungi ini mencapai 53 individu (1,1%) pertahunnya.
 
Secara khusus, TN Sebangau dibentuk untuk melindungi dan melestarikan ekosistem rawa gambut dan menjamin kelestarian keanekaragaman hayati, khususnya orangutan. Untuk itu, di TN Sebangau telah dilakukan penanaman pada areal seluas 9.626 Ha dan sekat kanal (canal blocking) sebanyak 1.318 DAM.
 
Siti Nurbaya mengutarakan bahwa banyak yang didapat dari kunjungannya kali ini, khususnya sekat kanal yang secara prinsip kurang lebih sama dengan gambut di wilayah lain. “Jadi saya kira, pendekatan sekat kanal ini kunci, dimana tahun 2015 kawasan ini terbakar 16 ribu hektar dan murni apinya dari gambut,” terang Siti Nurbaya.
 
TN Sebangau memiliki stasiun iklim yang berfungsi diantaranya untuk pengamatan evaporasi, curah hujan dan kecepatan angin. Hal ini dapat berguna untuk mengikuti jumlah hari hujan dalam satu bulan, dengan begitu kita harus waspada saat sudah memasuki bulan kering. Disana juga terdapat alat untuk mengukur kedalaman air dan kondisi gambut. Jadi observasi-observasi tersebut harus menjadi perhatian dan menjadi catatan dalam upaya pengelolaan kawasan taman nasional dan gambut di Indonesia.
 
Sehari sebelumnya, Siti Nurbaya dan Erik Solheim berkunjung ke tempat rehabilitasi orangutan di Nyaru Menteng, Kalteng (12/05/2017). Yayasan Penyelamatan Orangutan Kalimantan (BOS) Nyaru Menteng merupakan tempat rehabilitasi dan adaptasi orangutan sebelum dilepas ke alam liar.
 
Pusat konservasi ex-situ ini berlokasi sekitar 28 km dari Kota Palangkaraya dan terletak pada ekosistem hutan gambut seluas 62,5 ha. Didirikan tahun 1999, kini Nyaru Menteng menjadi rumah bagi 458 orangutan dan diantaranya 96 ekor telah siap untuk dilepasliarkan.
 
Siti Nurbaya menyampaikan bahwa secara umum sudah ada standar bahwa kita harus menjaga populasi orangutan bahkan meningkatkannya. “Orangutan dengan kondisi tertentu seperti cacat atau mengidap penyakit sehingga sudah tidak bisa dilepasliarkan, akan dilakukan breeding. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan populasi orangutan yang saat ini diklasifikasikan sebagai terancam punah (critically endanger),” kata Siti Nurbaya.
 
Menteri LHK juga mendapat laporan dari pihak pengelola bahwa mereka kekurangan tempat. Terkait hal ini pemerintah akan memeriksa dan melihat lagi solusi yang memungkinkan untuk dapat menunjang pengelolaannya. “Karena kalau liat tadi sekolah orangutan kita sedih juga, seperti kita melihat anak-anak kita sendiri. Kita akan berikan perhatian untuk hal ini dan segera kita bahas kembali,” jelas Siti Nurbaya.
 
Lebih lanjut, Siti Nurbaya menilai terdapat hal penting yang harus ditanamkan kepada seluruh Indonesia bahwa satwa itu milik rakyat. “Saya rasa ini cara agar dengan perasaaan memiliki tersebut, setiap orang bisa ikut menyayangi dan melindungi keberadaannya,” ujar Siti Nurbaya.
 
Sementara itu, perjalanan yang harus ditempuh untuk mencapai lokasi TN Sebangau membuat Erik Solheim terkesan. Kawasan ini menjadi episentrum berbagai upaya untuk melindungi alam dengan menjaga kelestarian gambut dan orang utan. “UN Environment mendukung KLHK mengkonservasi TN Sebangau yang merupakan habitat orangutan dan kawasan ekosistem gambut,” kata Erik Solheim.
 
Erik Solheim juga menekankan pentingnya melibatkan stake holders dan masyarakat setempat dalam konservasi taman nasional. “Terima kasih untuk pemerintah Indonesia dengan dukungan Presiden, melalui KLHK juga peran serta semua pihak. Hal ini merupakan contoh yang baik, dan juga dapat menjadi contoh bagi dunia untuk pengelolaan lahan gambut dan pelestarian orangutannya," tutup Erik Solheim.
(MN/MCR)


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar