Polisi Mutilasi Anak Sendiri

IPW Desak Polri Memperketat Rekrutmen

Foto : Ilustrasi mutilasi
JAKARTA, seputarriau.co - 'Gunung Es' itulah nama yang pantas untuk fenomena yang terjadi di Kalimantan menurut penilaian Indonesia Police Watch (IPW). Kasus memutilasi dua orang anaknya yang dilakukan oleh polisi.
 
"Memang kita tidak bisa menggeneralisasi kasus ini. Tapi kasus ini bisa dilihat sebagai teori 'gunung es', menunjukkan bahwa ada persoalan serius di lapisan bawah kepolisian yakni persoalan kejiwaan," kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane di Jakarta, Sabtu (27/2/2016).
 
Pihaknya menyayangkan elit-elit Polri yang kurang serius dalam menangani kasus ini. Menurut Neta Pane, kasus mutilasi ini hanya sebagian kecil dari beberapa kasus ekstrim yang telah dilakukan oleh para polisi lapisan bawah sejak beberapa tahun terakhir.
 
Menurut Neta, ada berbagai kasus sadisme yang dilakukan polisi lapisan bawah mulai dari kasus salah tangkap, menyiksa tersangka, membunuh sesama polisi, membunuh pacar, membunuh istri, menembak atasan, polisi bunuh diri, dan terakhir memutilasi anak sendiri.
 
"Lemahnya proses rekrutmen Polri terlihat dari tingginya kasus kesadisan yang dilakukan para polisi dari tahun ketahun. Seakan psikotes dalam tahap rekturmen itu tidak mampu menyaring figur-figur yang bermasalah," ucapnya.
 
IPW mendesak Polri untuk lebih memperketat sistem rekrutmennya dan meningkatkan pengawasan ketat kepada jajaran bawahnya agar perilaku sadis bisa diminimalisiasi di jajaran kepolisian. 
 
"Prioritas utama saat ini, harus ada pembenahan dalam sistem rekrutmen kepolisian. Isu bayar-membayar masuk polisi harus benar-benar diatasi agar orang-orang yang bermasalah dan tidak lolos menjadi polisi," katanya.
 
Pihaknya juga menyarankan agar masa pendidikan di kepolisian ditambah. "Masa waktu pendidikan selama ini lima bulan harus diperpanjang menjadi satu tahun agar Polri benar-benar mendapatkan calon-calon polisi terbaik. Terakhir, polisi-polisi yang bermasalah harus segera dikonseling dan mengikuti terapi psikologis agartidak menjadi predator di masyarakat," pungkasnya.
 
 
(IS)


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar