ElidaNetti Menyikapi Candaan di Anggap Melukai Hati Warga Minang Jangan di Perunding Lagi

DURI, seputarriau.co - Candaan dan lelucon seorang warga Duri, Kecamatan Mandau, Ngatno Eko Prawiro dianggap melukai hati masyarakat minang seharusnya tidak perlu untuk diperuncing permasalahannya.

"Mari sikapi dengan arib dan bijak candaan dan lelucon itu. Eloknya, kita berprasangka baik dan positif," kata ElidaNetti seorang warga Duri, Kecamatan Mandau, kepada awak Media di kantornya Simpang Lampu Merah Jalan mawar, Hang Tuah, Jumat (26/06) siang.

Kota Duri, Kecamatan Mandau masyarakatnya heterogen. Apalagi, tidak ada unsur sara dari ucapan Ngatno Eko Prawiro. Itu sebuah candaan dan lelucon selepas salat berjamaah di sebuah warung.

" Ucapan Ngatno Eko Prawiro bisa kok dibuktikan lewat ahli bahasa. Apakah mengandung unsur sara atau tidak". Kata Elida akrab disapa sehari-hari itu

"Sikapi biasa saja, masih banyak persoalan yang lain yang mesti kita selesaikan bersama, untuk kepentingan masyarakat Duri, Kecamatan Mandau dan Kabupaten Bengkalis."

Saya, sebagai masyarakat biasa notabene warga Kecamatan Mandau, mengajak dari sudut pandang sosial dan rasa kekeluargaan tinggi, mari sikapi candaan dan lelucon secara elegan, imbaunya.

Masalah Eko tidak perlu digadang gadang dan dibesar besarkan. Bahasa bahasa itu biasa dalam sebuah candaan tidak perlu dijadikan polemik.

"Eko sangat sportif meminta maaf, itu sangat luar biasa," sebutnya.

Sekedar diketahui, gurauan Eko Ngatno Prawiro yang mengatakan, "Orang Minang Gadang Ota, Maota Ota, Ujung ujungnyo Minjam Pitih" (Orang Minang Pembohong, Ujung ujungnya Minjam Uang) tersebar ke Media Sosial dan menjadi polemik.

Tapi Ngatno Eko Prawiro menjelaskan, kronologis candaan dan gurauan yang dianggap melukai hati masyarakat minang di Kecamatan penghasil minyak itu di kantin Masjid Raya Ar rafah Duri, pada Jum'at (20/6/20) lalu.

Saya sama sekali tidak ada niat melecehkan suku minang dan cuma menirukan ucapan dan gurauan penceramah dahulu kala. Saya menyesali dan serta diakhiri dengan penyesalan dan permohonan yang mendalam.

"Saya mohon maaf atas ucapan saya. Tidak ada niat melecehkan suku minang. Itu cuma guarauan dan lucu lucuan menirukan ucapan penceramah dahulu kala. Setelah pertemuan dan permohonan maaf ini, saya berharap semuanya clear," tandasnya.


Dew


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar