"Maraknya Kenakalan Remaja" , Melayu Lawak Meranti Luncurkan Film Perdana

Ahad, 14 Juli 2019


Meranti, seputarriau.co - Melayu Lawak Meranti Produksi  meluncurkan, Film perdana sungguh memukau hati masyarakat dengan karya anak daerah Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau.

Kendati demikian, Meski mengulurkan dana Rp.10000 namun masyarakat tetap ikut andil dalam mendukung karya anak daerah berjuluk Kota Sagu tersebut.

Ketua Pelaksana Kegiatan Film Lem Kambing Punye Pasal Tengku Harzuin Alias Bombom mengatakan penonton begitu ramai, sehingga memadati lokasi acara namun sebagian penonton sampai diluar gedung menyaksikan saat filem tersebut ditayangkan,yang bertempat Gedung PKK Kepulauan Meranti pada Sabtu (13/7/2019) malam.

" Alhamdulilah, Penontonnya ramai, sampai tak muat,tiket habis terjual 150 tiket,ini semua berkat kerja keras kawan Melayu lawak meranti yang selalu kompak dalam berkerja keras mensukseskan acara," ujar Bombom.

Kata Bombom Lagi, tidak lupa ucapan terimakasih kepada semua masyarakat yang telah membantu acara kami yang telah Sudi hadir menyaksikan langsung.

" Terimakasih semua pihak juga telah mendukung acara ini,dan semoga kami Melayu lawak tetap Eksis dan berkarya lebih bagus lagi kedepanya" harap Bombom.

Dijelaskan Bombom ,Filem itu mengisahkan tentang kenakalan remaja yang diperankan Muhammad Syahren selaku Bero dan pemeran utamanya, Feri Juniawan sebagai Pak Mail, Zulfahmi sebagai Japo Ayah dari Bero, Ririn selaku Zenab selaku teman Bero, Solihin sebaagai Sonjong teman dekat Bero, Zulkarnain selaku Ketua Pemuda, Tengku Azwin sebagai Bombom, Restu sebagai Siti, Siti Zubaidah selaku Bedah Ibu dari Zainab, Ita sebagai Salmah Ibu dari Bero dan lain-lain.

Ketua Melayu Lawak Meranti M.Syahren menyampaikan bahwa Filem itu mengisahkan Tentang bahayanya lem kambing apabila digunakan dengan cara dihisap sehingga lama-kelamaan Bero menjadi remaja nakal yang luar biasa.

Cerita Syahren, Film itu juga menceritakan Ia tidak sekolah dan tidak bekerja bahkan yang lebih parah ia menjadi maling diakibatkan lem kambing tersebut sehingga menjadi keresahan masyarakat Desa itu. Namun akhirnya Bero sadar lalu menyesali perilakunya selama itu.

 " Iya film diluncurkan atas ide-ide ia dan rekan-rekannya karena maraknya lem kambing disalahgunakan remaja di Kepulaun Meranti sehingga filem tersebut dibuat selama satu jam setengah," ungkap M.Syahren.

Ia juga menjelaskan,Filem ini sengaje kite buat sebab ade pesan moralnye tentang bahayenye ngelem," ungkap Syahren dengan logat melayunya.

" Filem berdurasi 1. 30 menit itu memakan waktu tiga bulan lamanya, dengan menggunakan satu buah kamera nikon tipe D 7000," ucapnya.

"Sebelum filem kami tayangkan, filem akan diadakan dengan care nobar namun sebelum nobar trailler filem itu kami unggah di youtube dan akun-akun fesbuk kami sehingge hal itu banyak ditaanggap oleh para penggunne fesbuk," ungkap pemeran utama itu.

Dikatakan Syahren lagi, ia dan pihaknya sudah berkomunikasi terlebih dahulu kepada pihak pemda terkait nobar yang bakal mereka laksanakan, namun tidak membuahkan hasil sehingga mereka ambil opsi berikutnya dengan cara menjual tiket Rp 10.000 perorang karena dari uang itulah untuk biaya oprasional.

"Bagi masyarakat yang belum bekesempatan hadir untuk nobar nantikan tayangan filem ini di upload ke youtue melayu lawak meranti yang bejudul lem kambing punye pasal," tutup Syahren.

(rilis /Usu/azw)