Didukung Pertamina EP, Kelompok Serasi Kembangkan Kerajinan Anyaman Purun

STABAT, seputarriau.co – PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang juga kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas, berkomitmen dalam mengimplementasikan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Salah satunya dilakukan unit bisnis Pertamina EP  Asset 1 Pangkalan Susu Field  terhadap Kelompok Serasi yang mengembangkan kerajinan anyaman purun di Jalan Paluh Tabuhan, Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Gondo Irawan selaku Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu Field Manager, mengatakan Pertamina EP memiliki komitmen tinggi dalam memberdayakan masyarakat di sekitar operasi. Kepedulian Pertamina EP terhadap kelompok perajin purun di Lubuk Kertang selain untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat, juga mempertahankan warisan leluhur yang sudah ada  di desa tersebut agar tidak lekang oleh zaman.

“Bahan baku purun banyak tersedia cukup banyak di desa ini. Karena itu, Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu mendukung program yang dilakukan Kelompok Lestari. Apalagi secara ekonomi, kerajinan anyaman purun ini juga menguntungkan bagi masyarakat,” ujar Gondo, Minggu (6/1).

Gondo mengatakan, Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu telah membina Kelompok Lestari sejak akhir 2015. Diawali pemberian pelatihan bagi anggota kelompok mengenai kerajinan anyaman purun, Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu juga memberikan bantuan lainnya untuk mendukung kegiatan kelompok. “Kami memfasilitasi penyediaan mesin untuk pembuatan kerajinan purun, juga material untuk pembangunan ruangan bagi anggota Kelompok Serasi bekerja,” ujar Gondo. 

Nanang Abdul Manaf, Presiden Direktur Pertamina EP, meninjau  lokasi para ibu anggota Kelompok Serasi membuat  kerajinan anyaman purun pada Minggu, (30/12) pekan lalu. Di hadapan anggota Kelompok Serasi, Nanang memberi motivasi kepada mereka mengenai peran Pertamina EP dalam mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar operasi perusahaan. “Program pemberdayaan masyarakat di bidang  perekonomian adalah salah satu bentuk CSR Pertamina EP selain program lain seperti lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur (fasilitas sosial/fasilitas umum),” ujarnya. 

Nanang menjelaskan, Pertamina EP terus berupaya mengimplementasikan nilai-nilai ketaatan dalam bisnis, penggunaan sumber daya alam yang efisien, dan mengurangi kesenjangan kesejahteraan dengan program pemberdayaan masyarakat harus terus ditingkatkan. “Dukungan terhadap pemberdayaan Kelompok Serasi adalah bentuk konkret kami dalam penerapan 3P: people, planet, dan profit,” ujarnya. 

Nurjanah Hasibuan, Ketua Kelompok Serasi, mengatakan anggota kelompok awalnya belasan orang yang berdomisili di Dusun I Janggus, Dusun II Paluh Tabuhan dan Dusun V Kelapa 6 Desa Lubuk Kertang. Mereka fokus pada pengembangan kerajinan anyaman dari purun, jenis tumbuhan rumput yang hidup liar di dekat air atau rawa. Purun juga sering dikatakan sebagai tumbuhan yang sejenis daun pandan yang hidup di sekitar rawa.

Gulma tanaman liar itu tumbuh secara alami sehingga tidak memerlukan pemeliharaan dan selalu siap dipanen. Batang-batang purun yang telah dipanen lalu dijemur hingga kering. Selepas itu ditumbuh hingga pipih dan dibersihkan kemudian diberi pewarna. Setelah melewati proses tersebut, purun benar-benar dapat dijadikan bahan baku dan dianyam menjadi tikar dan barang kerajinan lainnya.

“Kami membeli dari warga Rp 50 ribu per ikat purun. Per bulan butuh sektiar dua ikat purun, satu ikatnya sekitar lima kilogram,” katanya.

Nurjanah bersyukur atas dukungan Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu Field. Awalnya dari pemberian pelatihan soal kerajinan purun, Pertamina EP kemudian memafilitasi Kelompok Serasi dengan alat-alat yang dibutuhkan kelompok. “Pertamina EP menyediakan mesin jahit, juga kulit-kulit (imitasi) yang dibutuhkan sebagai bahan baku pembuatan kerajinan purun serta pembangunan ruangan untuk bengkel kerja,” ujarnya.

Saat ini Kelompok Serasi dapat membuat 22 jenis  kerajinan anyaman purun. Nurjanah berharap, ke depan pemasaran kerajinan anyaman dari purun yang diproduksi Kelompok Serasi bisa terus meningkat. Selain melalui media sosial, penjualan juga dilakukan secara langsung. “Alhamdulillah, setelah Ibu Menteri KLHK (Siti Nurbaya) datang ke sini, banyak tamu yang datang dan membeli produk kami,” ujarnya.

Milda Rizki, anggota Kelompok Serasi, bersyukur produk kerajinan anyaman purun dari daerahnya diterima di pasar internasional. Bahkan, saat ini produk Kelompok Serasi dibeli oleh pembeli dari Maladewa.


Nurjanah menjelaskan, Kelompok Serasi memiliki harapan agar semua anggota kelompok, yang saat ini baru 10 orang, bisa mendapatkan penghasilan Rp1 juta per bulan. Di luar itu, kelompok itu menjadi tempat lapangan kerja yang lebih luas untuk masyarakat sekitar desa hingga 50 orang. Dia juga berharap agar produk Kelompok Serasi bisa diikutsertakan pada pameran-pameran secara rutin tiap tahun di Jakarta.

(rls/ MN)
 


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar