Ismail Amir, SH, MH Ungkap Dosa-Dosa PT IKPP Perawang Salah Satunya Adalah KLORIN

PERAWANG, seputarriau.co - Aksi damai jilid II  didepan pintu gerbang barat PT IKPP Perawang Kecamatan Tualang, Rabu (26/04/17) sekira pukul 10.00 WIB pagi tadi Kopel Siak melalui Panglima Besar LMR Siak Ismail Amir, SH, MH dan Panglima Muda LMR Siak Firdaus, ST ungkap seluruh dosa-dosa perusahaan raksasa Asia itu.

Koalisi Peduli Lingkungan (Kopel) Siak yang tergabung dalam aksi damai jilid II ini yakni LMR Siak, Pekat-IB Siak, LIRA Siak, MPKS, perwakilan IPMT Tualang dan Walhi. Menuntut semua yang menjadi hak masyarakat seputaran perusahaan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak.

Ismail Amir, SH, MH yang merupakan anggota  DPRD Siak Komisi IV fraksi Partai Hanura ini banyak mengetahui persis perihal kecurangan, kebusukan dan kejahatan perusahaan bubur kertas itu.

Dari sekian banyak yang diketahui oleh anggota DPRD Siak ini salah satunya adalah Klorin yang masih diproduksi oleh PT IKPP Perawang hingga saat ini, yang dianggapnya (ismail amir,red) sangat berbahaya bagi keselamatan karyawan (buruh,red) maupun masyarakat Kecamatan Tualang sendiri.

"Konferensi di Jenewa diharamkan memakai Klorin. PT Indah Kiat Perawang masih memakai klorin. Dalam radius 60 kilometer benda-benda rusak (hancur,red)," lantang Ismail Amir.

Dulu, Klorin digunakan sebagai gas beracun pada Perang Dunia I oleh Jerman ( masa Hitler ). Seperti yang dimaksud di atas, Klorin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Klorin, baik dalam bentuk gas maupun cair mampu mengakibatkan luka yang permanen, terutama kematian.

Selain Klorin, Ismail Amir juga ungkap limbah padat yang ditumpuk perusahaan raksasa itu mengunung di daerah R&D Kampung Pinang Sebatang Barat.

"Limbah padat dikeruk PT Indah Kiat di tumpukan dekat lahan masyarakat. Kita bisa lihat kesana nanti," ajak Ismail.

Bahkan, anggota DPRD Siak itu tuntut Hasanuddin The hengkang (tinggalkan,red) kota Perawang Kecamatan Tualang Kabupaten Siak ini, yang di nilai Ismail Amir Hasanuddin The seorang penjajah, pengadu domba dan kapitalis zaman modern.

"Hasanuddin kucing kurap, licin macam belut itulah hasanuddin. Kami tidak butuh hasanuddin, kami mau owner perusahaan yang turun kesini langsung yakni Linda Wijaya," seru Ismail Amir didepan para massa dan aparat penegak hukum.

"Akibat ulah Hasanuddin tanggal 05 dan tanggal 25 itu disatukan agar terlihat besar dan setiap tahun kalau naik 50 perak hingga 100 perak tidak kelihatan. Itulah liciknya Hasanuddin," tambah anggota DPRD Siak  Komisi IV Fraksi Partai Hanura.

Selain itu Ismail Amir juga mengungkap kecurangan perusahaan raksasa Asia itu, bahwa perusahaan tersebut telah merubah aliran anak sungai Perawang (sungai naga,red) yang asri menjadi sungai buatan sendiri (modifikasi sungai,red) oleh pihak perusahaan PT Indah Kiat Perawang saat ini.(HRS)


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar